Sabtu, 06 Februari 2016

Minim Perhatian Negara Temuan Energi Lulusan SMK Muhammadiyah Padang Ungguli Amerika

Minim Perhatian Negara Temuan Energi Lulusan SMK Muhammadiyah Padang Ungguli Amerika

 Diantara ribuan sekolah
Muhammadiyah di Indonesia, SMK
Muhammadiyah 1 Padang patut berbangga.
Bagaimana tidak, salah satu alumni sekolah yang
beberapa waktu lalu berhasil menciptakan motor
pemadam kebakaran ini berhasil menemukan
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-
Sistem Bandulan (PLTG-SB). Temuan fenomenal
ini merupakan yang pertama kali di dunia dan
dihasilkan putera terbaik Indonesia. Temuan ini
sangat kontekstual disaat krisis energi
mengancam peradaban.


Adalah Zamrisyaf, warga Desa Sitalang,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Setalah lulus
dari STM Muhammadiyah Padang (sekarang
SMK) Jurusan Teknil Elektro, dia merasa galau.
Sering dia merenung kenapa desanya selalu
gelap gulita, lalu ia berpikir keras bagaimana
caranya untuk menerangi desanya. Akhirnya,
pada awal 1980 pria kelahiran Bukit Tinggi, 19
September 1958 ini menemukan teknik
pembangkit listri tenaga mikrohidro. Dengan
membuat kincir air dari kayu, dia memanfaatkan
derasnya aliran air sungai untuk memutar kincir
yang dihubungkan ke generator listrik. Hasilnya,
kincir air itu berhasil mengalirkan listrik untuk
30-an rumah di desanya, Desa Sitalang, Lubuk
Basung, Sumatera Barat. Keberhasilan itu cepat
tersiar dan ditiru puluhan desa lain di Sumatera
Barat. Atas jasanya itu, pada 1983 Zamrisyaf
dianugerahi penghargaan Kalpataru oleh
Presiden Soeharto.

Tahun 1980’an adalah tahun yang sangat sulit,
hampir dia putus asa dan akhirnya ia memilih
merantau ke negeri Jiran, Malaysia. Penghargaan
dari Presiden Soeharto pun diterima bapaknya.
Setelah mendapat Kalpataru, dia diminta pulang
oleh Azwar Anas, gubernur Sumatera Barat saat
itu, untuk membantu pengembangan listrik di
wilayah terpencil. Akhirnya, pada 16 Agustus
1983, ia mulai bekerja di PLN Sumatera Barat.
Dia pun bertugas mencari sumber-sumber
pembangkit listrik mikrohidro di wilayah
Sumatera Barat, termasuk kepulauan-kepulauan
kecil seperti Mentawai.
Pada Tahun 1999, tercetus ide untuk
menggunakan energi gelombang laut sebagai
sumber pembangkit listrik. Ide awalnya
sederhana, ketika dia menumpangi kapal dari
Mentawai ia merasa kapalnya terombang-ambing
oleh ombak. Kekuatan ini menurutnya dapat
menghasilkan energi yang besar pula. Idenya ini
diperkuat lagi ketika dia berlayar ke Jakarta.
Lonceng kapal yang dinaikinya berpindah-pindah
dari kiri ke kanan, sepertinya dapat
menggerakkan dinamo. Jika dibentuk motor
pembangkit listrik, tentu dapat menghasilkan
energi listrik yang besar.
Namun, mewujudkan ide itu tidak mudah. Ia
merasa tidak pernah kuliah di perguruan tinggi,
tidak pernah pula mempelajari energi laut di
bangku pendidikan formal. Ide-idenya hanya
dituangkan dalam rangkaian uji coba. Ide
dasarnya adalah menggunakan pontoon
(tongkang kecil) yang diberi bandul diatasnya
kemudia digerakkan memutar. Ketika pontoon
miring atau bergerak karena ombak, bandul
akan memutar mencari titik keseimbangan.
Karena empasan ombak datang terus, bandul
pun terus bergerak memutar. Lalu saat poros
bandul tersebut dihubungkan dengan dinamo,
gerakan memutar itu akan diubah menjadi
tenaga listrik. Karena itulah, teknik itu
dinamainya pembangkit listrik tenaga
gelombang-sistem bandulan (PLTG-SB).
Pada 2002 Zamrisyaf mulai uji coba yang
pertama, dengan dibantu warga perumahan
yang notabenenya adalah tetangganya. Ia
beramai-ramai ke pantai untuk menguji teorinya.
Saat itu dia merangkai enam drum menjadi
ponton. Di atasnya terdapat bandul, pelat
becak, dan roda sepeda, namun belum dipasang
dinamo. Walau hasilnya belum memuaskan, tapi
teorinya mendekati kebenaran.
Serangkaian uji coba pun terus dilakukan,
dengan merogoh kocek sendiri dari 40-150 juta.
Barulah Pada Tahun 2007 dia mendapat bantuan
dari PLN Sumatera Barat, uji coba pun dilakukan
di Pantai Ulak Karang, Padang. Pada percobaan
ini lampu sudah bisa menyala, kadang terang,
kadang redup, tapi ia tetap yakin bahwa
gelombang laut bisa diubah menjadi tenaga
listrik.
Untuk mengembangkan temuannya, 2009
Zamrisyaf dipindah ke bagian Litbang PLN Pusat
di Jakarta. Ia pun harus rela tinggal di kos-
kosan dan meninggalkan keluarganya di Padang.
Setelah di Jakarta, ia bertemu dengan Profesor
Mukhtasor dari ITS yang ahli teknik kelautan,
dari pertemuan ini akhirnya dia bisa menemukan
formula yang ideal untuk menghasilkan tenaga
listrik.


Profesor Mukthasor menganggap temuan
Zamrisyaf ini unik dan bisa diterapkan di
lapangan. Menurut dia, sistem pembangkit listrik
tenaga gelombang laut dengan sistem bandulan
(PLTG-SB) potensial dikembangkan di wilayah
Indonesia. Berdasar kajian ITS, pembangkit ini
cocok ditempatkan di garis pantai yang
berhadapan dengan laut lepas. Setelah
diidentifikasi, temuan ini cocok digunakan di
wilayah yang tidak mengganggu jalur lalu lintas
laut, potensinya bisa mencapai 6 ribu megawatt
(MW).
Mentahkan Klaim Amerika
Pria yang sudah pensiun dari PLN ini juga harus
menghadapi sendiri protes pengembang listrik
asal Amerika Serikat yang mempertanyakan
temuannya berupa “Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut – Sistem Bandulan (PLTGL-SB).
Pengembang listrik asal Amerika Serikat itu
mengklaim temuan PLTGL-SB yang sudah
dipatenkan oleh pria ini sebagai tiruan karena di
Amerika Serikat sudah lebih dahulu ada.
Protes tersebut tidak membuat pria ini mundur
dari cita-citanya yang ingin mewujudkan
mimpinya. Pengembang listrik asal Amerika
Serikat itu protes melalui YouTube, karena
PLTGL-SB itu dirilis ke YouTube. Tapi setelah
diterangkan bahwa Hak Patennya sudah ada
semenjak 27 Desember 2002, mereka diam dan
bisa menerima karena hak paten yang mereka
miliki ternyata terbit tahun 2006. Artinya, hak
paten PLTGL-SB lebih dahulu dari mereka.
Zamrisyaf sudah mendaftarkan hak paten
temuannya itu pada 2002. Namun, karena
lamanya proses pembuatan, hak paten itu baru
keluar pada 2010 dengan nomor
P.00200200854.
Minimnya Perhatian Negara
Meskipun sudah pensiun dari PLN, pria ini tetap
berkomitmen untuk mengembangkan karyanya.
Hanya saja perhatian dari negara sangat minim
sekali. Dalam proses pengembangan karyanya,
dia hanya dibantu teman-temannya, Ia
membandingkan dengan Skotlandia, dimana
negara sangat mendukung penemuan energi
baru dan terberukan, disana produk gelombang
laut sudah dipakai secara massal, karena di
setiap percobaan negara selalu memberi
dukungan, padahal start awal riset hampir
bersamaan dengan Zamrisyaf. Di Tahun 2015,
setelah melalui berbagai proses penyempurnaan
dan hanya dibantu teman-temannya, energi
temuan Zamrisyaf mampu menghasilkan 5000
watt. Di Tahun 2016 ini meskipun minim
perhatian pemerintah, dia optimis bertahun-
tahun perjuangannya tidak akan sia-sia.
Perusahaan Semen Padang Insya Allah akan
membantu proyek ini menjadi produk industri
yang bermanfaat.
Sederet penghargaan pun telah ia raih, selain
Kalpataru 1983 , dia juga meraih penghargaan
Perintis Lingkungan Hidup oleh Menteri Negara
Sosial (1991), Tanda Kehormatan Satyalencana
Pembangunan 2002 oleh Presiden, Dharma
Karya Pertambangan dan Energi 2005 oleh
Menteri ESDM, 100 Inovator Indonesia 2008
oleh Menteri Riset dan Teknologi serta yang
terbaru menjadi tokoh inspiratif di salah satu
stasiun TV swasta. Itulah sepenggal kisah dari
Zamrysaf, lulusan SMK Muhammadiyah yang
kreatif dan sarat prestasi, SMK bisa. (sp/juwita)


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa Kurikulum Harus Berubah ??

Dari poster ini akan terjawab, mengapa kurikulum harus dirubah! Dalam dunia pendidikan adanya kurikulum sangatlah penting. Arah dan tujuan ...